Jumat, 28 November 2008

Imbas Krisis Global

Imbas dari krisis keuangan di Amerika Serikat yang sekarang menjadi krisis global telah meluas ke segala penjuru dunia, tidak terkecuali Korea. Negara ini dulu sangat dibanggakan karena mampu mengatasi krisis global yang terjadi tahun 1997 dalam waktu yang relatif singkat. Namun sekarang, walau belum benar benar mempengaruhi kehidupan sehari-hari di korea, namun imbas krisis tersebut sudah terasa.

Mengutip dari Korean Herald hari ini, jumlah pengguna Kartu Kredit korea di luar negri jauh berkurang. Hal ini disebabkan nilai mata uang won yang semakin hari semakin melemah, seperti mata uang rupiah di Indonesia. Para pengguna kartu kredit lebih memilih membelanjakan uangnya di dalam negri. Selain lebih murah, potongan potongan yang biasa dikenakan pada pembelanjaan atau penarikan mata uang luar negri juga dapat dikurangi.

Sementara itu, para pengusaha agen perjalanan mengeluh tentang banyaknya konsumen yang menunda atau membatalkan perjalanan yang telah mereka rencanakan sebelumnya.

Kamis, 27 November 2008

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/191013/38/

Rumah bagi Pejabat Tinggi
Friday, 28 November 2008
SEKARANG ini ada tiga macam rumah yang disediakan untuk pejabat tinggi negara, rumah dinas, rumah sakit, dan rumah tahanan. Tinggal pilih saja, mana yang disukai.


Demikian guyonan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di sela-sela main golf sambil duduk istirahat menikmati air kelapa muda di Kapuk Indah Golf pertengahan November lalu. Turnamen golf ini diselenggara kan oleh Paguyuban Golf Insan Cita (PGIC) memperebutkan Piala Wapres RI, dan diikuti oleh 140 pemain.

Guyonan dan komentar spontan yang sering keluar dari Pak Kalla memang sering menyengat dan tepat sasaran.Dia sering berpikir out of the box. Sindiran tentang tiga macam rumah di atas terasa lucu, mengundang tawa, sekaligus pedas. Ketiga macam rumah di atas, rumah dinas, rumah sakit, dan rumah tahanan, mengandung kritik, sindiran, dan potret sosial betapa bangsa ini memang sakit.

Kita semua lelah,ingin sekali melihat dan merasakan kapan bangsa, masyarakat dan negara ini berdiri tegak,sehat lahir dan batin. Berbicara tentang rumah dinas, misalnya, selalu saja awal dan ujung ceritanya malu dikemukakan.Rumah dinas artinya rumah yang dipinjamkan untuk ditempati selama masih menjabat, agar lebih produktif dalam melaksanakan tugas negara.

Disayangkan, karena statusnya rumah dinas, sebagaimana juga mobil dinas,perawatannya diabaikan sehingga banyak rumah maupun mobil dinas yang cepat rusak lantaran tidak diurus sebagaimana milik pribadi. Yang lebih fatal, ketika jabatan sudah berakhir banyak penghuni rumah dinas yang tidak mau segera melepas dan mengembalikannya kepada negara.

Padahal, secara legal dan moral mereka tak lagi berhak menggunakan. Kalaupun pindah, mesti minta uang pesangon yang jumlahnya di luar batas kepantasan. Aneh tapi nyata.Namanya saja rumah dinas, mestinya ditempati selama seseorang menjabat kedinasan, tetapi ada yang enggan melepaskan, meski yang bersangkutan sudah memiliki rumah pribadi yang bagus.

Bahkan ada rumah dinas yang dikontrakkan atau dialihfungsikan kepada orang lain atau keluarganya yang tidak berhak. Karena sikap yang tidak legowo seperti itu, maka ada beberapa mantan pejabat tinggi yang shock, tidak siap jabatannya berakhir, sehingga langsung sakit,dan mesti dirawat di rumah sakit.

Saya sendiri khawatir, para pejabat tinggi yang telah mengeluarkan uang miliaran demi mendapatkan posisinya, entah gubernur, bupati, direktur utama BUMN, dan entah apa lagi,jangan-jangan termasuk kelompok ini karena dana yang telah dikeluarkan belum kembali selama menjabat.

Pindah tempat tinggal dari rumah dinas ke rumah sakit tentu sangat menyedihkan, terutama bagi keluarganya. Apa yang disebut postpower syndrome ini terjadi karena seseorang memandang jabatan sedemikian tinggi, bahkan menjadi identitas diri. Orang lupa bahwa jabatan itu sesaat dan kontraktual, tak ubahnya baju.

Ketika seseorang pulang kantor, sesungguhnya telah berubah jabatannya. Ketemu istri berubah menjadi suami, ketemu anak menjadi ayah, ketemu mertua menjadi menantu, berkonsultasi ke dokter menjadi pasien, ketika naik mobil atau pesawat terbang menjadi penumpang, dan seterusnya. Jadi, ibarat baju, jabatan dinas itu mestinya enteng saja memakainya dan melepaskannya.

Problemnya, ketika pakaian itu sudah melekat sekali, ketika dilepas memang badan bisa lecet dan berdarah.Begitu pun jabatan ketika sudah lama melekat sampai hati. Fenomenayangakhir-akhir membuat hati trenyuh adalah semakin bertambahnya mantan pejabat tinggi yang masuk rumah tahanan.

Terlepas apa kesalahan mereka sehingga berpindah dari rumah dinas ke rumah tahanan, kita bisa berempati betapa berat problem mental yang ditanggungnya. Bayangkan, orang yang semula memiliki kekuasaan, jabatan, dan tempat tinggal yang begitu mewah, sekarang mesti terkurung dalam tembokrumahtahanan.

Belumlagi sebelumnya menjadi objek pemberitaanyangtidaksedap, bahkan sangat memalukan dan menyakitkan bagi keluarganya. Sekadar membayangkan saja, saya sudah merinding dan membuat hati menciut. Ketika foto seorang ayah terpampang di media massa dan dinyatakan sebagai tersangka korupsi lalu digiring ke rumah tahanan, maka langit bagaikan runtuh.

Muka ini hendak ditaruh di mana ketika ketemu anak,istri,mertua, dan sahabat karib saat seseorang dinyatakan sebagai penghuni rumah tahanan karena dakwaan korupsi. Terlepas seberapa besar kesalahan yang dilakukan, saya merasa sedih setiap membaca berita ada pejabat tinggi yang menjadi penghuni baru rumah tahanan.

Bertahun-tahun sekolah dan membina karier serta rumah tangga, tiba-tiba bangunan itu roboh dan keluarganya ikut terimpit derita dan malu. Satu sisi pemberantasan korupsi itu bagus dan harus didukung. Sisi lainnya telah membuka tabir betapa bobroknya kultur dan sistem birokrasi kita sehingga memangsa putra-putra terbaik bangsa sendiri.

Di antara mereka itu memang pantas sekali digiring masuk rumah tahanan, sementara ada juga yang jadi korban sistem yang busuk sehingga siapa pun yang menduduki jabatan tinggi mesti terseret ke kubangan korupsi. Menarik direnungkan ucapan klasik, it is easy to build house,but not home.Bagi mereka yang sukses secara materi sekarang ini banyak pilihan untuk membangun atau membeli rumah yang bagus.

Tapi sungguh tidak mudah membina rumah tangga yang indah.Yang juga membuat kita tersentak dan prihatin, keretakan dan kegagalan membangun rumah tangga sering terjadi di kalangan artis yang menjadi idola masyarakat. Mereka tampan, cantik, sukses, kaya, namun banyak yang terhempas badai perceraian.

Jadi, yang diperlukan tidak saja bebas dari rumah tahanan dan rumah sakit, tetapi juga terbebas dari badai rumah tangga.Ketika rumah tangga (home) kacau, meski bangunan rumahnya (house) bagus dan mewah,tak ubahnya bagaikan rumah sakit atau rumah tahanan. Penghuninya merasa tidak nyaman.

Karena itu sungguh benar nasihat agama, bahwa rumah tangga itu suci dan mulia, maka harus dijaga kesucian dan kemuliaannya agar dari sana terlahir generasi baru yang sehat lahir dan batin, memiliki kebugaran mental,spiritual,dan intelektual. Rumah tangga, menurut ajaran agama,bukan sekadar kontrak sosial untuk hidup bersama,melainkan perjanjian agung antara sesama manusia, serta antara manusia dan Tuhan.

Karena itu,menistakan lembaga pernikahan tidak saja merusak kontrak sosial, melukai pasangannya, namun juga mengkhianati perjanjian dengan Tuhannya. Ketika kehidupan politik dan ekonomi sedang suram seperti saat ini, salah satu wilayah yang paling nyaman dan memberikan relaksasi dan optimisme adalah rumah tangga yang damai.

Bukan rumahdinas yangmegah,rumah sakit yang modern, dan pasti bukan rumah tahanan yang dijagaketat. Kalaubisa, tidak tinggal dirumahdinas, rumah sakit, atau rumah tahanan, kecuali sekada rmampir menjenguk teman.(*)

PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT

Selasa, 25 November 2008

Lho? koq banyak banget?

Sabtu 23 november 2008, malem jam 9, gw, belkasem sama Pak Deddy berangkat beli makan malem. Kalo belinya dah malem gini biasanya sih dibungkus aja. Eh, di depan Appenzeller Hall, ketemu Mrs. Yu dari internasional office. Dia ditemenin si gendut china, yang kalo 주말 - jumal (akhir pekan) nyambi jadi penjaga asrama. Selain itu juga ada 학생증 선생님. Ketika mau dikenalkan dia bilang sudah pernah ketemu sama kita semua. Ya jelas atuh. Kalao gak ketemu dia, kita gak akan bisa buat kartu mahasiswa pai chai

Nah, Mrs. Yu, mengundang kita untuk makan hari seninya. Rencananya sih akan membicarakan rencana liburan bagi yang gak punya rencana. Kalo gw sih rencananya belajar aja. Paling pol, puter2 Daejon. Soalnya mau jalan2 juga ntar keluar duit banyak kalo ke luar Daejon.

Nah, Mrs. Yu bilang sama gw, suruh undang teman2 gw. Gw juga heran, kenapa gw yang disuruh ngundang? bukanya lebih baik kalo anak buahnya aja yang ngundang lewat e mail jadi semua bisa tahu. Tapi gw gak pikirin sampe disitu. Semua temen2 KGSP yang bisa gw jangkau gw undang. Pake tandatangan segala lagi. Wah kerajinan amat ya gw

Sampe2 gw ketok semua tuh pintu temen2 gw yang ada di Seojapill Hall (asrama tempat gw tinggal). Beberapa teman yang tinggal di Paitel A dan B (asrama lain) juga gw undang. Tapi hanya beberapa yang ketemu secara tak sengaja. Maklum, gak punya telpon.

Ujung2nya terkumpulah 23 orang yang akan ikut makan. Nah, pagi itu sebenernya ujan. Jadi gw males juga mau ke kantor Mrs. Yu. Kemudian gw telponlah kamar si Euis dan Aqma. Maksudnya mau pinjem HP buat telpon Mrs. Yu. Eh... telpon kamar gak bisa dipake
Terpaksa deh gua lari ke lantai atas. Eh... mereka masih tidur! uh! ini dah jam 9.30 lho!!!!

Akhirnya dengan agak terpaksa, gw pergi juga ke kantor ujan2. Sampe sana ternyata Mrs. Yu kaget, karena orang2 yang gw bawa banyak banget! Mrs.Yu mengharapkan yang diundang hanya sekitar 7 atau 8 orang. Tapi gw bawa tiga kali lipat!! Lho?? katanya ngundang semua... gimana sih???? takut duitnya gak cukup ya? Ini gw belum menghubungi teman2 Paitel lho! bayangin kalo gw bisa memobilisasi teman2 dari Paitel A dan B. Wah bisa bangkrut tuh Mrs. Yu

Terus dia bilang terpaksa dibagi jadi 3 shift. Lho, gimana sih??? Kan kemaren Mrs. Yu bilang makanya hari senin....Dan masak gw yang harus menghubungi lagi untuk perubahan jadwal???Masak gw lagi yang menghubungi? gak enak amat gw sama temen2 gw....

Akhirnya dia menghubungi yang lain. Jadi ada sekitar 8 orang yang makanya hari selasa. nah, hari senin kita dibagi 2. Yang 8 makan ayam bersama Mrs. Yu. 7 orang yang lain makan Babi bersama Mr. Park, anak buahnya. Besok mereka masih harus bertanggung jawab nraktir 8 orang sisanya tuh... sukur!!! bangkrut, bangkrut dah Pai Chai...

Nonton Film Korea Tempoe Doeloe

Hari ini kelas Prof. Yoon agak berbeda. Kelas Contemporary Korean Linguistics kali ini pindah ke perpustakaan, tepatnya di ruang multimedia. Ruang ini terletak di lantai tiga perpustakaan, bersamaan dengan ruang film. Di ruangan ini ada satu TV layar datar dan DVD player. Cuma karena yang kita tonton film tempoe doeloe, makanya DVD playernya diganti dengan Video Player. Ah, serasa kembali ke tahun 70an saat VCD player belum ditemukan. Dan emang setting filmnya tahun 70an koq

Seperti biasa, yang serius malah foreignersnya. Ketika film diputar dua dari tiga native korean malah tidur. wah, emang dari awal dah nggak serius ya. Kalo gua mah, mending gak usah berangkat deh. Malah sebelum film selesai, mereka keluar duluan. Terlalu (kata bang rhoma) shungguh therlhalhu....

Habis nonton gw, jengis, zenya sama olga ngeliat2 daftar film. Si jengis mau cari katalog film, tetapi karena bahasa koreanya terbatas, jadinya dia diem aja. Nah, terus gw ngomong lah dengan bahasa seadanya. (padahal disitu ada zenya yang level 5. Harusnya dia dong yang lebih OK bahasa koreanya. Koq malah diem aja)

Agak nyambung juga, ternyata katalog filmnya ada di komputer. Jadi bukan dalam bentuk buku. Namun ternyata, masukin judulnya harus dalam bahasa korea (hangeul). Alamaaaaaaaak......

Minggu, 23 November 2008

Writing Class


Beberapa guru memang memiliki karakter dan gaya mengajar yang berbeda. Selain dipengaruhi kebiasaan serta individual difference, hal ini juga dipengaruhi oleh materi yang mereka ajarkan. Berbeda dengan guru yang lain, Choi Su Won lebih memilih private discussion. Jadi setiap tulisan yang dibuat oleh siswa diperiksa face to face, dan diskusi secara langsung dengan yang bersangkutan. Metode ini sebenarnya cukup efektif. Karena para siswa langsung tahu kesalahnya. Kekurangan metode ini sebenarnya cuma di jumlah siswa. Karena di kelas kami, jumlah siswanya ada sekitar 14 orang. Sehingga kasihan juga Choi Su Won harus memeriksa semuanya dalam waktu 50 menit doang. Ini berbeda dengan kelas lain yang cuma ada 6 orang. Metode ini efektif sekali. Karena waktu memang sangat mencukupi.

Class Activity


Nah, ini salah satu kegiatan dimana para guru berusaha menerangkan materi kepada para mahasiswa. Kalo dilihat, emang masih tradisional ya? lihat aja, papan tulisnya masih pake whiteboard (disini greenboard) dan kapur. Cuma karena disini gak begitu panas, jadi menggunakan kapur nggak begitu masalah. Seperti guru bahasa lain, Kim Yang Hi menerangkan dengan tambahan gesture dan gambar. Benda yang digambar di belakang dia sebenernya adalah binatang laut (cumi). Kali ini emang pokok bahasanya adalah makanan.

Break Time Discussion


Setiap 50 menit belajar, ada masa reses (kayak anggota DPR ya) selama 10 menit. Nah, selama 10 menit itu, tiap orang melakukan kegiatan yang berbeda. Ada yang ngerokok di luar, ada yang makan, ada yang ngobrol, ada yang tidur juga lho. Nah, kalo yang di foto ini kebetulan adalah siswa yang baik dan benar (ehm...). Nggak ding :) soalnya ketika diterangkan, nggak ngerti. Supaya gak mengganggu yang lain, maka pertanyaan dibahas ketika break time. Di kiri gw Wan Li dari China. Dan di kanan, adalah Kim Ha Na sonsengnim.

Selasa, 18 November 2008

Salju- 눈

saljuuuuuu.....!!!!! brrrrrrrrrrrrrr!!!!!.... artinya suhu sudah mencapai titik nol derajat.....dingin.... malam ini kira2 jam 8.30, salju dah turun. BErarti besok pakai pakaian musim dingin. Jaket tebel, sarung tangan, baju hangat sudah OK. Yang kurang: topeng teroris (yang cuma kelihatan matanya doang), dan sepatu bot (kayak tukang sampah) supaya kaki nggak kedingin. Rapettttttttt, pokoknya!!!!!! Apalagi besok tes.... wah, no emang cobaan bener....

Sabtu, 15 November 2008

Kelas B



Berikut adalah gambar para penduduk kelas gw bersama salah satu guru. kenapa ada dua? yah, soalnya yang moto gantian...he...he... Ketika foto ini diambil, kita nggak ada kelas. Cuma belajar pakai hanbok aja. Nah yang satu adalah yang ngambil foto. Sengaja gw bikin gede. Soalnya gambarnya kiriman dari dia semua sih. Otherwise, we wont be able to see the picts

Taman di Belakang Pai Chai


PAS Di belakang Pai Chai ada gunung yang tidak terlalu tinggi. Mungkin hanya 1 jam sampai puncak. Nah, gunung ini sering sekali dijadikan tempat wisata lokal bagi penduduk sekitar, karena lokasinya memang persis di belakang Pai Chai university. Sebelum memulai pendakian, ketika transisi antara Pai Chai University dan gunung, anda akan melewati sebuah taman yang ada kolam kecil. Di sinilah para pendaki biasa beristirahat atau berkumpul sebelum memulai pendakian. Atau sekedar piknik seperti yang gw lakukan bersama teman2. Lihat episode 'bakar ikan'. Nah, inilah gambarnya. gedung yang terlihat adalah bagian belakang dar central library

Bunga yang bertahan


Eh, tapi gak semua bunga dan daun berguguran lho... lihat aja bunga di gambar ini yang masih merekah...

Rontok


Kenapa musim ini dibilang musim gugur? ya, karena dedaunan pada gugur. Siklusnya memang seperti ini. PAda musim dingin nanti pohon2 mungkin hanya tinggal dahan dan ranting, karena daun sudah berguguran. Musim semi, daun dan bunga bakal merekah lagi sampai musim panas. Lalu siklus ini pun kembali berulang. Begitu seterusnya

Autumn in Pai Chai


he..he... ternyata ada teman yang berbaik hati memperbolehkan gambarnya di copy. Foto berikut diambil dari jendela kelas. Terlihat lapangan parkir (bukan lapangan terbang) yang di kelilingi pepohonan. Tempat parkir memang berada pada posisi yang labih rendah. Kontur geografis Pai Chai lah yang membuat hal seperti ini dimungkinkan. Pai Chai University dibangun di pinngir gunung. Hampir setiap gedung yang dibangun berusaha menyesuaikan dengan kontur pegunungan ini.

Jumat, 14 November 2008

Para Penonton James Bond: Quantum of Solace


Malam ini, gw and kawan2 nonton James Bond bersama para guru. Katanya sih, biar bahasa koreanya tambah lancar. Karena, ketika film diputar, subtitlenya pakai bahasa dan alfabet korea. He...he... tapi gw tetep aja susah nangkepnya. Kebanyakan juga cuma dengerin aja koq tanpa liat subtitlenya lagi.
Cuma jujur aja, James Bond kali ni kayaknya yang paling jelek sepanjang sejarah! Urgh... sedih juga gw. Cuma lucunya, ketika kita pulang, kita salah naek lift. Jadi kita naek lift yang khusus turun ke parkiran. Nah sampe di parkiran, kita mau keluar dari situ ternyata pintu dah di tutup. Ah... muter lagi ke lift. Parahnya, diantara 8 orang d lift tu, gak ada yg bisa bahasa korea lancar.. ha..ha... tambah susahlah kita. Akhirnya kita dengan terpaksa naek lagi ke lantai atas, dan ketemu kawan2 yg tadinya naek lift belakangan. hi...hi... maluuuuunyaaaaa......
Nah, sebelum pulang, si Gorgi, orang senegal kenalan sama cewek2 korea. Dan minta alamat e mail pula... astaga... padahal mereka murid SMA kelas 1 lho... ah, begitu putus asakah si Gorgi sehingga anak2 pun di embat juga? Tapi gw heran juga, nih anak2 kenapa jam segini (10 malem) masih berkeliaran? pake baju sekolah lagi?
Pulangnya kita ke Norebang. Yah, kata para guru sih dalam rangka memperlancar bahasa korea. Tapi tetep aja nyanyinya lagu koreanya berantakan, sehingga cari lagu berbahasa inggris atau yang lain
Kita dibagi dua. Ruang pertama ada Kim Hana sama Choi Suwon. Gw ada di ruang ke dua bersama Sue in Suop. Ni guru gak ngajar gw, tapi yah sering ketemu lah. Astaga... pemalunya bukan main... emang dia agak senior sehingga sifatnya keibuan. Jadinya, yah... gak optimal lah happinessnya.... Selain gw dan Suing in Sop, ada juga aqma, yogesh, tin fu, monesh, jinggis. Wah, ni orangnya gak ada yang heboh juga! Si tin fu, berkali2 nyanyi lagu vietnam. Yah, jelas aja kagak ada yg ngerti. Mana suaranya ancur lagi. Lengkap deh. Yang paling semangat si Monesh! teriak2 baca sub tapi ngawur! OK bos! tariiiiik.......
Ceritanya nih, gw mo nyanyi lagunya bang rhoma yang judulnya bujangan. Nah, sebelum gw nyanyi, datanglah si Zaur. Dia minta nyanyi sama sonsengnim. Tapi lagu tu dah diputerin tadi. Zaur lalu dengan ngambek pergi... Nah dengan sonsengnim lalu nyuruh yogesh manggil zaur. Dan mereka bedua nyanyi lagu itu lagi deh... Ah, begitu keibuanya sonsengnim ini... dan sebaliknya, begitu kanak2 juga si zaur. Emang masih anak2 kali... lahirnya 1985... Ah sudahlah... By the way, berikut kita tampilkan beberapa penonton (bukan pemeran) James Bond. foto diatas diambil di luar lotte pekhwajom sebelum film dimulai. Mal tempat bioskop yang kita tonton berada. Wah... Yang ujung kanan serem bangeeeet tuuuuuuh..... Lagi gak happy ya....?

Rabu, 12 November 2008

Sok Serius


Nih, gaya orang yang sok serius... Ha...ha... lama juga gw gak ngeblog. Sibuk nich, persiapan mau ujian. Kali ini gw mo cerita the other side of autumn. Khan biasanya yang gw ceritain tuh dinginya Pai Chai yang bisa cuma 5-8 derajad tiap hari. Sampe keluar asep kalo ngomong...fuuuuuh.....
Musim gugur ini, para cleaning service bekerja keras. Kenapa? ya karena banyak daun yang gugur. Kalao di Indonesia, mungkin daun di pohon warnanya ya itu2 aja. Kalo gak ijo, ya coklat kering. Tapi di sini, negara yang ada 4 musim, ketika musim gugur, warna daun bisa bermacam macam. Merah, kuning, hijau. Wah... bagus banget deh...

Kamis, 06 November 2008

Dangdut=100!!!

Siang ini no class. Para guru seminar ke jepang. gw ke kantor untuk fax alien card sama passport ke KBRI seoul. Setelah ngefaks, kita makan siang. Setelah itu, kita pergi ke norebang (nore=lagu, bang=ruangan). Jadi maksudnya pergi ke karaoke gitu...
NGapain disana? ya nyanyilah... masak beli paku di norebang. Dan nyanyinya tuh, gak sendirian, tapi bareng2 sama temen2. Kecuali ketika gw nyanyi lagu dangdut. Ih, kenapa gak ada yang mau ikut? keren lho padahal!!!
Dan bukan cuma nyanyinya aja yang bareng2, tapi juga bayarnya... hi..hi... lumayan, bisa lebih murah sedikit.
Nah, lagunya tuh macem2. Ada pop, rock, dangdut, korea, jepang, philipina, indonesia dll.
Habis nyanyi, biasanya ada nilainya lho. Skalanya adalah 0-100. Paling rendah ada yang dapet 29. Nah ternyata ada yang dapet nilai sempurna lho (100)! Siapakah orang itu? Ya jelas gw dong... (serius nih....)
Lagunya apa? he..he... Judulnya 'Stress' oleh Bang Rhoma Irama...hi...hi... ternyata bakat di dangdut nih!
Stress... obatnya iman dan takwa...
Tawakal dan bersabarlah..... Pasti tak akan stress!

Rabu, 05 November 2008

Lagu-nore

Nggak seperti biasanya, kelas kita lebih cepat mencapai bab selanjutnya dibanding kelas sebelah...he..he.. Tumben amat? biasanya belakangan. Nah, karena masih banyak waktu, beberapa orang diminta nyanyi. Gurunya juga. Gw diminta nyanyi...urgh... lagu apa ya...? akhirnya... lagu nasional, 'indonesia tanah air beta'...
hi..hi... yang gampang aja dah:p
besok2 lagi, kalo disuruh nyanyi paling ya...
Indonesia Raya
Halo Halo Bandung
Padamu Negri
dll

can you speak ENGLISH?

Stress!!!

Adooooh.....
Belum selesai satu masalah tambah lagi masalah lain nih....
Honor dan tunjangan PNS gw kenapa belon ditransfer... Padahal jumlahnya lumayanlah kalao dibeliin kerupuk. Dapet berkarung2 kaleeee
Demikian juga gaji! Belum jelas gaji september diterima atau tidak, eh ada rumors gaji bakalan diambil di fakultas! ergh!!! nambah repot aj!!! Kenapa sih gak ditransfer seperti biasa ke rekening? kita khan gak usah repot2 ke fakultas. Sekarang gw yg lagi sekolah gini gimana coba? stressss!!!!!!!!!!
.... tapi setelah dengar lirik bang r(h)oma irama dengan lagunya stress... jadi agak tenang... dan ketawa juga sih lihat gaya soneta grup yang dangdut tapi melodi gitarnya rhoma yg ngelebih2in slash...
Bener kata bang R(H)oma...
Tak perduli tua ataupun muda, BANYAK ORANG YANG STRESS!
Terlalu sibuk kerja,... bisa bikin stress
nganggur terlalu lama.... bisa bikin stress
Kenakalan remaja... bisa bikin stress
... Tawakal dan sabarlah...
Stress.... obatnya iman dan takwa
Serta mensukuri apa adanya
PASTI TAK AKAN STRESS!!!
Lapangkan dada, benahi masalah
Kepada tuhan panjatkanlah doa
Tawakal dan sadarlah

Selasa, 04 November 2008

Kim Yang Hi


32 tahun, married, 2 children. Namanya Kim Hyang i. 1 jam terakhir, adalah waktunya untuk Listening dan Speaking. Diantara guru yang Tulisan Kim Hyangi ini paling kecil diantara yang lain. Sehingga kadang2 gw juga susah baca. Apalagi ketika awal2 kuliah. Selama seminggu awal, kita cuma belajar huruf. Nah, pas Kim HYangi ngajar pada frustasi deh! Soalnya tulisanya kecil2....
Yang duduk di depan aja belum tentu ngeeliat jelas, apalagi yang dibelakang. Apalagi yang belum pernaha belajara bahasa korea sebelumnya... Tapi dia juga menanggapi secara pro. Dia mengadakan kelas tambahan, selama satu jam, di luar jam pelajaran batgi mereka yang merasa kesulitan membaca. Ini dikarenakan, impresi yang didapat, kelas gw termasuk (maap) bloon2. Terutama masalah pronunciation dan hangeul.
Tapi selain itu semuanya OK aja. Kim hyang i termasuk guru yang paling ekspresif! suaranya keras! tambah lagi gesturenya. Dahsyat! he..he.. maksudnya ekspresif banget.
Instead of providing the translation in English, dia bakalan menggunakan gesture untuk menunjukan makna satu kata dalam bahasa korea. Cuma karena dahsyatnya itu, sekarang dia ada masalah sama tenggorokanya. Dan sempet sampe pergi ke rumah sakit segala. Uwh, kasiyan jg...

Choi Suwon


Guru kedua mengajar Writing dan Reading. Kalau menurut gw sih, universitas ni seharusnya memberikan porsi yg cukup untuk perkuliahan ini. Writing sendiri butuh konsultasi khusus menurut gw. Alasan lain adalah dari sosok gurunya sendiri. Namanya Choi Suwon. kira2 25 thn, single, native daejon.
Banyak yg bilang kalo dia paling modis. Menurut gw sih dia nih juragan perhiasan! Tiap hari antingnya serta kalungnya ganti2 dan modelnya cem-macem. Merah, kuning, hijau. Bunder, lancip, lonjong. Ukiran, polos dll.
cara mengajar Choi Suwon sendiri cukup bagus, malah kalau gw bilang yg paling baik diantara yg lain. Dia bisa bersikap helpful sekaligus profesional di dalam kelas. Ketika ada yg mengajak bercanda dia tetap menanggapi dan bisa membatasi diri ketika ada yang godain. Sehingga waktu yahg digunakan cukup efisien. Dia juga helpful. Setiap hari gw nulis satu halaman diary. Dan dia periksa writing gw. Tentu aja ini di luar kelas sehingga gak mengganggu jam belajar.
Cara dia memberikan reward dan punishment pun cukup dewasa. Tidak seperti Kim Hana yg cenderung memperlakukan kita seperti anak2, Dia akan menegur kalau ada siswa yang salah.

Kim Hana


Guru pertama mengajar Speaking dan Grammar. Namanya Kim Ha Na. Umur 28 tahun, single, asal dari Busan, kota di ujung selatan Korea. Di kelas gw, Kim Ha Na adalah koordinator dua guru yang lain. Nah, cara mengajar Kim Ha Na emang agak lain. Ketika ada yg mengajak bercanda di kelas (biasanya sih si India Krisna kumar tuh!), dia bakalan ngeladenin sampe cukup lama. Ini kadang jadi masalah karena kelas kita terbukti progressnya paling lambat diantara dua kelas yang lain. Apalagi kalo digodain sama cowok. Wah, dia seneng banget!
Kalau menurut gue, dengan gaya dia mengajar dan penampilan dia sehari2, cocoknya jadi guru TK atau artis TV acara anak2. Badan dia yg tinggi besar serta sediti gemuk dan lucu bakalan disukai sama anak2 TK. Salah kaprah, eh, salah kiprah kaleeee.... (maksudnya salah jurusan). Mungkin harusnya dia masuk jurusan Early Childhood Education. FYI, di Korea, Pai Chai termasuk salah satu yang terbaik di jurusan ini
Cuma diantara guru2 yg lain, dia ini adalah salah satu yg paling simpatik. Banyak siswa, bahkan dari kelas lain kalau minta tolong sesuatu ya ke Hana ini. Bahkan untuk urusan yg bukan kebahasaan. Cukup helpful juga. Secara personal (bukan profesional ) dia ini yang cukup bagus diantara yang lain (bukan berarti yg lain gak bagus lho...)

Teachers! 선생님/교수님

Sonsengnim atau Kyosunim. Kira2 itu bahasa koreanya guru. Nim sendiri adalah panggilan kehormatan untuk orang yang posisinya lebih tinggi dari kita. Sonsengnim biasanya ditujukan pada pengajar di sekolah, sedangkan kyosunim pengajar di universitas. Namun di Pai Chai sini, mereka minta dipanggil sonsengnim gt. Ya udah, gpp
Nah, setelah dua bulan lebih, gw rasa cukuplah buat tahu sedikit tentang mereka dan diceritain disini. Kebetulan tiga guru gw cantik cantik. Soalnya perempuan semua sih :p (Tapi lebih cantik Dyka koq;). Walaupun ketika mengajar semuanya integrated, secara teknis, ada tiga guru yang mengajar di kelas gw.