Minggu, 01 Mei 2011

Internet Banking di Korea

Selama kurang lebih saya 3 tahun di Korea dan menggunakan internet Banking (kurang lebih 2 tahun) alhamdulillah saya belum pernah kecolongan atau jadi korban phishing. Ah, Phising tentunya untuk kartu kredit. Namun yang jelas beberapa teman juga mengakui bahwa Internet Banking di Korea cukup aman dari serangan Cyber Crime.

Untuk membuka layanan Internet Banking, tentu saja kita harus memiliki akun tabungan (syaratnya paspor). Saya pribadi memiliki akun Kookmin Bank, salah satu yang distribusinya cukup luas di Korea, terutama di Seoul. Sebabnya cuma karena waktu kuliah di Pai Chai University Daejon, kantor pembantu Bank ini jadi satu dengan kampus kami.

Setelah memiliki buku tabungan, kita bisa membuat kartu ATM. Hampir setiap gerai toko di Korea menerima kartu ATM dari bank apa saja. Sehingga kita tidak harus membawa uang tunai yang berlebihan. Setelah memiliki ATM, kita harus datang ke salah satu cabang Bank tersebut. Cari saja yang terdekat dengan lokasi rumah atau tempat bekerja Anda.

Di bank tersebut kita akan dimintai beberapa dokumen standar seperti KTP Korea, Paspor dan mengisi formulir. Setelah itu, kita juga diminta memasukan kelengkapan layanan internet banking seperti nama login dan password. Semua proses akan dikonfirmasi dengan nomor PIN ATM kita.

Setelah jadi, kita sudah memiliki layanan internet banking. Kita juga akan mendapatkan kartu kode. Kartu kode ini berisi nomor kartu yang berupa 10 digit dan berisi 35 deret nomor. Setiap deret berisi 4 nomor. Kartu ini akan digunakan sebagai alat salah satu alat konfirmasi nantinya.

Untuk masuk layanan ini pertama kali, kita harus menginstall beberapa firewall dan antivirus! Huh, saya sendiri sempat khawatir, karena prosesnya sangat lama dan program yang diinstall banyak sekali! Tapi saya sadar,untuk keamanan maksimum perlu pencegahan yang maksimum pula.

Setelah masuk, kita mendapati satu macam layanan saja, yaitu cek saldo saja. Sampai di sini tidak begitu banyak perbedaan dengan layanan internet banking di Indonesia. Untuk melakukan transfer dengan layanan internet banking di Korea, kita harus mendapatkan semacam sertifikat elektronik. Nah! Di sini bedanya. Di Indonesia kita harus mendapatkan semacam alat pengacak nomor yang gunanya sebagai alat konfirmasi transfer. Tapi di Korea, kita butuh dua alat konfirmasi: kartu kode dan sertifikat elektronik.

Sertifikat elektronik adalah semacam alat konfirmasi juga. Tapi bedanya, sertifikat ini harus didownload dari website bank yang kita pakai. Sertifikat akan ditanam salah satu media yang kita pilih: Harddisk/Flashdisk/Handphone. Ketika akan melakukan transfer, kita akan diminta memasukan password untuk sertifikat elektronik ini, dari media yang kita pakai untuk melakukan penyimpanan.

Setelah dilakukan konfirmasi ID dan Password, kita diminta berbagai detail tentang transfer dana. Setelah itu, kita akan diminta memasukan kode kartu yang kita telah dapatkan. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kartu yang kita dapatkan memiliki 35 deret, dan tiap deret memiliki 4 nomor. Untuk konfirnasi, sistem layanan internet banking akan meminta kita memasukan 2 digit nomor awal kartu dari deret dari salah satu deret dan 2 digit nomor belakang  kartu dari deret yang berbeda. Untuk keamanan, input nomor kartu disarankan dengan media mouse. Nah, setelah semua kode dikonfirmasi, kita akan disajikan info tentang transfer yang akan kita lakukan. Kita bisa mengecek nama penerima, jumlah dana yang ditransfer dan sebagainya. Setelah itu, kita diminta melakukan konfirmasi sekali lagi oleh sertifikat elektronik yang kita tanam sebelumnya.

Nah! Setelah selesai, kita bisa menyimpan/mencetak bukti transfer. Hufff.....selesai juga ya! Nah ini bagian paling OKnya. Di Indonesia kita mengenal kliring, dimana jika bank penerima dan bank pengirim berbeda, maka akan butuh waktu minimal satu hari untuk transfer. Dengan layanan internet banking di Korea, waktu transfer ini bisa dipersingkat jadi 5 detik! Wow! Luar biasa!

Nah, salah satu kekuranganya adalah layanan dalam bahasa Inggris. Saya hanya bisa menggunakan layanan berbahasa Korea ketika mendaftar atau memperbaharui sertifikat elektronik. Tapi jangan khawatir, karena hanya pada dua situasi itulah kita harus mengakses layanan berbahasa Korea. Selebihnya, kita bisa menggunakan layanan bahasa Inggris. ATM Woori Bank di kampus saya malah memiliki layanan khusus berbahasa INDONESIA!

Kekurangan kedua adalah, layanan ini hanya bisa runnning di platform browser Internet Explorer, dan tidak lainya seperti Mozzilla, Chrome, Safari dan lain-lain. Sementara di Indonesia, menggunakan Internet Explorer dianggap ketinggalan jaman. Orang lebih memilih browser lainya, seperti Mozilla contohnya, yang dianggap cepat dan memiliki fitur layanan yang lebih baik. Namun anehnya, hampir semua layanan website di Korea menggunakan INternet Explorer sebagai browser. Tak akan terbuka jika kita menggunakan browser lain. Meski dianggap ketinggalan jaman, anehnya transaksi keuangan via internet di Korea bisa dibilang AMAN. Hmmm.... mungkin ada hubunganya antara browser dan cyber crime.

Namun yang paling penting adalah untuk apa kita menggunakan layanann internet banking ini. Saya pribadi menggunakan layanan ini untuk membeli apa yang saya perlu. misal buku, dan beberapa perangkat komputer. Ada dua sebabnya. Pertama, harga belanja on-line lebih murah. Mengapa demikian? Karena barang diambil langsung dari pabrik! Otomatis kita hanya bayar biaya pengiriman. Bergantung situs, beberapa ada yang menggratiskan biaya kirim malah! Sebab yang kedua, adalah karena cuaca. Di musim dingin bersuhu minus 15 derajad, jujur saja saya termasuk salah satu orang kampung yang masih belum bisa menikmati cuaca ini. Sehingga harus berbelanja via internet.

Beberapa orang sangat ketagihan dengan sistem belanja ini, dan pada ujungnya saldonya berkurang drastis, dan kadang harus berhutang untuk membeli kebutuhan hidup. Ini yang harus kita hindari. Tanya pada diri Anda, perlu atau tidak memiliki layanan ini. Selanjutnya ketika Anda berniat membeli satu barang, tanya lagi pada diri sendiri, perlu atau tidak Anda membeli barang itu.

Internet Banking diciptakan untuk mempermudah transaksi keuangan. Tapi hanya kita sendirilah yang harus bijak mengontrolnya. Selanjutnya? Terserah Anda :)

Kamis, 10 Maret 2011

Jangan Kursus Bahasa Korea

Sekitar seminggu yg lalu gw ketemu temen dari Daejon, dosen di Woosong University. Dia cerita ada satu anak Indonesia yang bakal belajar di Solbridge, (MBAnya Woosong) dengan beasiswa pemerintah Korea. Sekarang ni anak lagi belajar bahasa Korea di Woosong. Cuman dia khawatir, karena sekarang ada persyaratan tentang skor tes bahasa Korea TOPIK (TOEFLnya Korea). Si anak ini, beserta semua mhs yg dapet beasiswa dari pemerintah Korea, harus dapet nilai TOPIK level 3/6.

Dulu pas jaman gw juga pemerintah Korea bikin peraturan aneh-aneh. Yg bukan jurusan Bahasa Korea tentu ketar-ketir! belajar Bahasa dengan huruf yg berbeda selama 8 bulan, langsung ditarget gitu. Bikin stres aja....language acquisition is not instant. It may take years...

Pas jaman gw tes yg dipake KLPT bukan topik. Tapi dua-duanya sama-sama tes bahasa Korea resmi. Apa yang terjadi saat itu? kita terpaksa belajar dari jam 9 pagi - 4 sore to accelerate langauge learning. Yang stress bukan cuman murid tapi guru2nya juga!....

FYI, materi tes sama materi yg diajarin di kelas Bahasa Korea beda. Di kelas Bahasa Korea, yg diajarin how to communicate in Korean: Beli tiket, nawar barang, minta tolong sesuatu, pesen makanan n survival stuff yg lain, bukanya jawab tes.

Tapi kalo ditarget lulus level 3, harusnya pemerintah korea gak usah repot2 ngasih mbayarin belajar kursus bahasa korea selama 1 tahun. JANGAN KURSUS BAHASA KOREA... tapi kursus TES TOPIK/KLPT... gitu. Kan targetnya cuman lulus tes doang? Tiadakanlah materi percakapan. cukup dengan latihan baca, denger, tulis. Enak kan? wong di tes-nya gak ada bagian percakapan.

Rabu, 09 Maret 2011

Wanita tidak bertanggung jawab!

Siang ini dibikin sebel oleh tiga wanita tak dikenal! Ceritanya bermula pas gw cari makan. Seperti biasa, prioritas pertama adalah warung kampus. Warung yang semester kemaren sepi ini, sekarang rame kayak orang ngantri jatah beras. Pasalnya, mahasiswa dari kampus tetangga juga makan disini. Ugh... mentang2 disini murah...

Siang itu gw sebenernya diajak makan ama dosen gw, Prof.Chae. tapi gak enaklah, kemaren gw dah diajak makan. Masa terus2an... malu jg gw. Gw bilang aja, 'tadi pagi saya makan 2 kali Prof!', padahal perut dah dangdutan, eh, maksudnya keroncongan.

Setelah berlari ke warung pertama, BUSYET! Ngantriya sampe 50 meter! Plus menunya babi semua. Akhirnya larilah ke warung ke dua. Lebih mahal 500 won, tapi lebih sepi. Plus menu hari ini ada yang ikan. Tiga menu lain babi juga...hehe...

Nah, mulai dari sinilah ke tiga wanita nyebelin tu mulai muncul.

Wanita pertama

Habis beli kupon kan ngantri. Eh, ni mahasiswi nyerobot aja di depan gw sama temen2nya. Padahal dah cukup lama gw nunggu. Asssemmmmmm.....

Wanita kedua

Pas ngantri makanan, nasi habis PAS di giliran gw. Diambilah nasi baru sama nih ajumma (emak-emak yg ngambilin nasi plus lauk). Gw bilang 'Bu, saya gak makan kimchi', dengan maksud supaya lauk ikanya yang dibanyakin. Apesnya, ikanya dah mau abis, n gw dapet sisa ikan yg kecil kagak segede orang2 Korea yang lain. Appeesssss........

Wanita ketiga

Seperti biasa, di Korea kalo makan di warung biasanya ada tiga komponen makanan: nasi, kimchi, sama kuah . Nah, kali ni kuahnya ngambil sendiri. Gw ambil mangkoklah, sambil ngantri giliran. Nah, kuahnya kan di baskom gede tuh. Jadi ngambilnya pake centong. Nah, mahasiswi di depan gw abis ngambil tu kuah, nempatin centongnya kagak bener. Sehingga centongnya karam di dalem tuh baskom. Masak gw ngambil pake tangan. Kan panas. Akhirnya terpaksa ke sudut lain cuman buat ngambil kuah... dasar wanita tidak bertanggung jawab!

Hati2 ya para pria dan wanita, jangan ditiru nih kelakuan para wanita. Sebenernya mau gw omelin, maksud gw mau gua omongin semua tu wanita pada. Cuman berhubung gw laper. Yah, ditunda dulu deeeh.....

Senin, 07 Maret 2011

Terlambatnya Beasiswa dan Komersialisasi tulisan

Bulan maret ini beasiswa pemerintah Korea datang terlambat. Ugh... sebel banget. mana sampe 2 minggu lagi katanya... ugh... gawat. Ni dah seminggu lebih ..... Katanya sih karena maret ini bulan fiskal universitas. Dulu-dulu juga bgt. Nah! Kalo gt dipersiapkan dengan baik dong! jangan kita nih yg jadi korban. Tapi apa lacur, ugh... namanya juga sponsor yg masih belum profesional.

Akhirnya, untuk pertama kali mengkomersialkan tulisan. Ditawarin buat tulisan dalam waktu mepet, 1 minggu, gw terima aja. Tulisan ini nanti bakal dijadiin buku. Tp sistemnya bayar lepas, no royalti, plus nilainya gak bisa dibilang besar. Sayang sih sebenernya... tapi apa boleh buat. demi sesuap nasi, gw terima aja tuh order dan bikin tulisan dengan kebut! Abis itu terima uang... yah, cukuplah untuk makan (makanan irit, seirit-iritnya) dan biaya hidup selama seminggu.

Seminggu lewat, uang belum turun juga....
Apakah masih ada seminggu lagi
Gimana menjalani hari sisa-sisanya?
Hmm... masih mikir. Ada dua jalan. Pertama, puasa, kedua nulis lagi (karena dah ditawarin lagi)...

Oh no.... thesis aja masih nulis... kalo komersialisasi tulisan lagi bisa2 gak nulis tesis. Tapi kalo gak komersialisasi tulisan, gak makan.... serba salah gw.... tp kalo emang beasiswa belum turun... sepertinya opsi kedua yg jadi pilihan....

Tapi kalo sampe 2 minggu lewat gak turun juga uang beasiswanya.... yah, opsi pertama PUASA....

Minggu, 27 Februari 2011

Menyengsesuaraikan

Pemanas yang ANEH!!!

Awal februari 2010 ni gw balik lagi ke Korea. Soalny kalo di Indonesia terus jadi males nulis tesis! hehe.... pengenya jalan2 trus...

Anyway, masih dingin kan tuh bulan februari awal. Pas gw ke kampus, heater di jurusan Linguistik gak nyala! ada dua heater sih, yg satu central, yg satu portable (tapi tetep aja gede!). Yang rusak nih yang central. Padahal bulan desember tukang heaternya bolak-balik ke ruang jurusan untuk mbetulin ni heater.

"mas ni heater OK lho. Dia otomatis, kalo cuaca dingin dia nyala sendiri. Kalo cuaca panas dia mati sendiri"

Tapi sepertinya TERBALIK!!!

Pas dingin2nya, ni heater kagak nyala! heater portable-nya sih masih OK, cuman kalo pake ini, tenggorokan jadi kering banget. karena dia sistenya kaya AC, nyentor hawa panas pake kipas. Akhirnya gw pindah ke perpustakaan....harus pagi-pagian sama student yg lain. Kayaknya heater di semua ruangan rusak deh. makanya pada kesini.

Nah, tiga-empat hari yg lalu cuaca OK. SUhu sudah plus. Hangat lah. Eh, heater central tadi nyala. Panas banget lagi kayak di Chimcilbang 40 derajad! (Sauna)

Gw terpaksa buka 3 lembar jaket musim dingin yg gw pake. Persis kayak musim panas.

Eh, dua hari ni suhu drop lagi, angin berhembus kencang. dingin deh pokoknya! Dan seperti yg gw tebak. heater central tadi gak nyala. UUUUUGGGGGHHHHHH!

Ni heater bener2 menyesuaikan dengan temperatur. Tapi dia menyesuaikanya terbalik. Pas panas nyala, pas dingin mati. Iya sih menyesuaikan, tapi Bikin orang2 sengsara kedinginan...brrrrr

Therefore, I name this heater "menyengsesuaraikan".....

Salam kedinginan....brrrrrr

Kamis, 24 Februari 2011

Minggu, 20 Februari 2011

Cuaca bagus: bagus/buruk?

senangnya pagi ini keluar rumah cukup hanya dengan tiga lapis pakaian... biasanya sih sampe lima atau enam. maklumlah, masih musim dingin. tapi pagi ni beda.

cuacanya hangat, walaupun masih dingin sedikit. tapi this is just perfect for now! i've been through hardtime these few weeks coa it was brutally cold!

Tadi beli roti, trus makan di luar sambil menikmati hangatnya belaian sinar matahari. Wah...mantep dah..

Cuma ini nih... cuaca yang bikin penulisan tesis terhambat. Maunya jalan2 terus!...heheheh!

Good day for leaving library, not really good day for my thesis writing...

Sabtu, 19 Februari 2011

Tipu Lawan Tipu

Di pinggir tangga masuk stasiun subway, banyak banget orang jualan. salah satunya pisang. karena pingin buah (yg murah) nanya jugalah sama penjualnya. Harganya 2 rebu. Abis milih, dia masukin tu pisang ke keresek. Trus ditambahinlah pisang yg dah mateng banget alias mau busuk!

tambah serebu aja dek... katanya dalam bahasa korea

no way lah.... dah busuk...

Tapi pas dia ambil lagi pisangnya ternyata yang diambil yg busuk....

asssemmmm.....

Gw tanya baik2 malah ni pedagang maki2 gw. Sebel, gw maki2 balik tuh pedagang. Tapi stelah 1 menit berlalu, kosakata maki2an gw abis. Maklumlah taunya kan bahasa korea yg baik dan benar saja...hahaha. Perlukah tambah stok kosakat makian?^^

Untungnya ada temen gw lewat.Ni sejurusan temen yg paling perhitungan diantara orang2 yang perhitungan masalah duit (super perhiitungan dung!).

Dia bantuin gw, "Wah, saya kemarin beli pisang sama ni bapak, ternyata sampe rumah langsung busuk. Dah pri, tinggalin aja!"

Manjur juga, si pedagang berhenti ngomel dan ngasih sw tu pisang dengan harga normal.

Penasaran gw tanya dia abis tu...

"perasaan lu gak doyan pisang? sejak kapan beli pisang?" tanya gw sama temen yg emang ga doyan pisang ni.

Dia cuman senyum2 aja...kkkkkk

Tipu lawan tipu...

Kamis, 17 Februari 2011

Cabe Lagi Murah

Udah seminggu ini menu makanan kantin kampus pedes-pedes melulu, dari ojingo toppab (nasi seafood kuah pedes), ttokpokki (kue beras kuah pedes), sundupu (sop tahu pedes).... yang gak pedes cumamn babi doang... adddduhhhh.....Emang murah sih, antara1200-2200, tapi pedesnya gak ketulungan .... bussseettttt....Mana pelayanya dah kenal lagi, begitu gw yang dateng, langsung dikasih banyak. Maklum, dulu biasa nambah....

"daripada dia nambah trus, mendingan gw pedesin aja" gt kali pikirnya

Huh... teganya....di saat harga cabe lagi mahal di Indonesia, disini malah gila2an pedesnya...hhhh....Di Korea cabe lagi murah kali ya!

Airrr...airrr.....!